Hampa rasanya andai beragama tanpa bermatematika, bagaimana tidak, dalam bertauhid kita tidak akan mengerti esensi dari keesaan Tuhan YMK tanpa mengerti matematika. Esa berarti satu (tunggal), tidak akan ada bilangan-bilangan lain yang bisa menggantikannya. 1 keesaan kepada Allah SWT dan 0 adalah amalan-amalan baik kita, Makhluk bertakwa pasti mendahulukan bilangan 1 sebagai pondasi kokoh untuk disertakan 0 sebanyak apapun. Apabila 0 didahulukan, nilai kebaikan hanya sebatas iman (1) tanpa ketakwaan kepada Allah SWT. Kekuasaan Allah SWT terbentang luas dalam ilmu matematika dan itu akan dirasakan ketika kita tahu esensi matematika itu sendiri. Akidah kita dibangun dengan keimanan yang 6 secara mendalam, melalui pengetahuan dan perenungan 99 asma ul husna, 41 sifat wajib, mustahil dan jaiznya Allah SWT, implementasi dari 4 sifat wajib di Rasul, 4 sifat mustahil dan 1 sifat jaiznya rasul. Fiqih memberikan kita 5 pegangan penting yang disebut rukun dalam beragama islam alias rukun islam. Khusunya sholat tidak akan mungkin diraih tanpa tahu jumlah rakaat shalatnya. Kita harus tau berapa itu satuan kulah, satuan gram, konversi dirham, dan banyak lagi. Puasa Ramadhan tanpa perhitungan Hisab dan Rukyat dalam menentukan waktu datang dan berakhirnya ramadhan terasa tidak pasti untuk zaman masa kini. Apalagi Zakat, begitu banyak membahas tentang perhitungan aritmatika matematika, kita akan tau berapa ½, ¾ , 2,5% jika kita belajar matematika, lebih jauh kita akan sangat perlu dalam perhitungan ilmu warisan, akan ada banyak pertentangan tanpa matematika. Kita sekarang akan berakhlak dengan matematika, mungkin kita akan menjawab bahwa 2 + 2 = 4, itu mengajarkan bahwa kepastian dalam matematika berarti kejujuran dalam berakhlak, tidak mungkin ada ajaran dusta dalam berakhlak sepeti tidak mungkin nya 2 + 2 = 5. Dalam ilmu tajwid kita diajarkan panjang bacaan mad, bagaimana 2,4,5 dan 6 harakat, mungkin tidak akan bisa menjadi hafidz qur’an terhebat selain bagus bacaan, tau maknanya dan diamalkan apabila tidak tahu banyaknya juz, surat, dan ayat dalam Al-qur’an. Lebih menakjubkan lagi apabila dibahas oleh DR. Abu Zahra' An-Najdiy dan Arifin Muftie dalam mengungkap kekuasaan Allah SWT melalui rahasia angka-angka dalam Al-qur’an dan hadits. Allah SWT menyukai bilangan ganjil dalam beberapa ketaatan dan amalan hamba-Nya, andai kita tidak tau bilangan ganjil, artinya kita tidak tau hak ‘keinginan’ Tuhan kita. Dalam Nahwu dan Sharaf, matematika mengajarkan kita dalam mengetahui fi’il yang harus digunakan untuk 1 subjek, 2 subjek dan banyak subjek. Ilmu Manteq tidak jauh berbeda dengan peluang dan logikanya matematika. Dalam sejarah kebudayaan islam, kita diajarkan matematika dalam mengetahui tahun hijriah, kejadian-kejadian bersejarah yang tidak luput dengan angka-angka matematika, kita tahu 12 rabiul awal adalah kelahirannya rasul kita Muhammad SAW. Lebih dalam, sejarah menggunakan matematika untuk menghitung beberapa umur peninggalan zaman dahulu.
Mungkin itu sarapan saya waktu kepikiran buat posting di pagi hari ini. Bagi yang penasaran kajian matematika oleh DR. Abu Zahra' An-Najdiy dan Arifin Muftie, bisa anda download ebook pada link berikut Matematika Alam Semesta dan Al-Qur'an dan Rahasia Angka. Kurang dan lebihnya kesalahan saya dalam penulisan dan pemahaman, mohon maaf. mohon kritik dan saran. Terima Kasih
No comments:
Post a Comment