Wednesday, April 19, 2017

Gagal Bunuh Diri Gara-Gara Matematika

Gagal Bunuh Diri Gara-Gara Matematika
Andrew Wiles
Hai sobat Blogaritma! Belakangan ini, saya menemukan hal-hal menarik tentang mata pelajaran yang  sulit tapi unik, membuat pikiran manusia bisa menerobos jauh melampau batas alam semesta, namun hanya sedikit yang sadar akan kehebatan itu, tidak lain yaitu matematika. Dengan cerita ini, saya sedikit banyak bisa mengambil hikmah dari kehidupan kita di dunia, toh ternyata setiap permasalahan dari bangun tidur sampai tidur kembali akan ada solusi untuk pemecahannya. Masalah selalu menghampiri kita bertubi-tubi bukan?. Namun, harus kita sadari bahwa apapun masalah yang kita terima memiliki batasan maksimal. Kita manusia diciptakan Allah SWT beserta cobaan/masalah yang dapat kita pecahkan sekemampuan manusia itu sendiri dan Allah SWT juga tidak mungkin memberikan suatu masalah diluar batas maksimal kemampuan hamba-Nya. Mungkin setiap manusia memiliki pebedaan kadar kesulitan dalam pemecahannya. Namun yang pasti, kita tidak harus berputus asa dalam menghadapi masalah kita. 
         Cerita "Gagal Bunuh Diri Gara-Gara Matematika" ini dikisahkan berawal dari salah satu persoalan matematika paling terkenal di abad - 17 yang dicetuskan oleh salah satu matematikawan terkenal yaitu Pierre De Fermat dengan persoalan menantang yang disebut Teorema Fermat atau Teorema Terakhir Fermat. 
           Ketika belajar teorema Phytagoras, ditunjukkan bahwa x² + y² = z². kita sudah mengenal teorema ini di smp bukan? atau bahkan di SD juga sekarang sudah diajarkan teorema ini. Namun yang jadi menarik dari teroma Fermat bahwa tidak ada bilangan bulat  x, y, dan z dengan x = y = z bukan nol yang memenuhi xⁿ + yⁿ = zⁿ ; untuk n > 2. Saya beri contoh misalkan x = 1, y = 1 dan z = 1, kemudian nilai n = 2, maka hasilnya menjadi 1² + 1² = 1² dan ternyata menjadi 2 = 1 (tidak benar), contoh lain misalkan x = -2, y = 2, dan z = 4 dengan n = 3, maka diperoleh -2³ + 2³ = 4³ ➡ -8 + 8 = 64 atau 0 = 64 yang artinya itu tidak benar. jika hasilnya tidak benar itu membuktikan bahwa teorema tersebut benar secara coba-coba, menduga-duga, tapi pembuktian secara sahihnya masih belum ditemukan.
             Fermat mengklaim bahwa ia telah menemukan bukti dari teorema tersebut, hanya saja tidak dimuat dalam bukunya dengan alasan karena saking banyaknya pembuktian teorema tersebut jadi tidak muat jika dituliskan di bukunya, konyol memang tapi kita berbaik sangka saja kalau Fermat sudah membuktikannya cuman belum dipublikasikan. Banyak matematikawan di abad-abad berikutnya berusaha membuktikan teorema dari Fermat namun tidak berhasil.
             Pada tahun 1900-an seorang profesor matematika asal Jerman yang bernama Paul Wolfskehl begitu tertarik untuk membuktikan teorema Fermat ini. Dia meluangkan banyak waktu untuk membuktikan teorema Fermat ini namun tidak membuahkan hasil. Ia mulai kecewa ditambah kegalauan yang melandanya karena patah hati soal cinta. Akhirnya Wolfskehl menencanakan untuk bunuh diri. Sebagai seorang metodis, ia menulis catatan tentang rencana bunuh diri yang memuat waktu dan jamnya. Menjelang hari-H bunuh diri, ia mungkin agak sedikit penasaran dengan teorema yang belum dipecahkannya, sekian lama memecahkan teorema tersebut sebelum bunuh diri, ternyata ia semakin tertarik dan lupa akan rencana bunuh dirinya. Akhirnya ia merobek catatan rencana bunuh dirinya dan memulai hidup dengan semangat baru. Sekian lama menjalin cinta dengan teorema Fermat, Wolfskehl akhirnya meninggal pada tahun 1908 tanpa membuahkan hasil. Meskipun teorema Fermat belum terpecahkan, setidaknya teorema tersebut menyelamatkan nyawanya dari rencana buruknya. Bahkan ia juga sempat meninggalkan surat wasiat yang isinya adalah bahwa ia menyediakan 100.000 mark kepada orang pertama yang bisa membuktikan Teorema Fermat.
              Akhirnya selang berpuluh tahun lamanya, tepatnya tahun 1997. Hadiah dari Wolfskehl yang 100.000 mark atau setara 50.000 dolar telah dianugrahkan kepada Matematikawan jenius yang bernama Dr. Andrew Wiles, seorang matematikawan Inggris yang bekerja di Universitas Princeton, ia akhirnya membuktikan Teorema Fermat selama 2 tahun dan pembuktiannya ditulis sebanyak 200 halaman. Bukti yang cemerlang ini banyak menggunakan metode matematika baru dan hasil-hasil perkembangan terakhir matematika. Sekarang Teorema Fermat bukan lagi sekedar dugaan, sesudah lebih dari 350 tahun akhirnya bukti ditemukan dan Teorema Fermat benar-benar menjadi sebuah teorema. Sebagai catatan terakhir dari cerita ini, Yayasan Raja Faisal di Arab Saudi menyatakan bahwa Profesor Wiles sebagai pemenang Hadiah Internasional Raja Faisal senilai ratusan ribu dollar.
           

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment