Kebanyakan
dari kita menganggap bahwa angka dengan bilangan itu sama,padahal kedua kata
tersebut sama sekali berbeda. Angka
digunakan untuk melambangkan bilangan, memang bahasa Indonesia belum cukup baku
sebagai alat komunikasi dalam ilmu dan sains, sehingga belum ada konsesus resmi
bahwa angka dan bilangan melambangkan dua hal yang sangat berbeda. Ada juga
yang menyebut kedua kata tersebut dengan kata nomor, misalkan nomor handphone,
nomor ke-1 dll.
Arti
kata angka lebih mendekati arti digit dalam bahasa Inggris. Nampaknya belum ada
kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan secara tepat dari digit. Untuk
lebih memahami pengertian angka, kita misalkan dalam penulisan “Sepuluh” dengan
tidak ada keraguan lagi kalau penulisan angka sepuluh itu pasti ditulis dengan
angka 1 dan 0 menjadi 10. Dalam system Biner ( system bilangan basis 2), angka
sepuluh ditulis : 0 dan 1, untuk menyatakan sembarang bilangan bulat.
Kita
tahu bahwa ada berbagai macam bilangan yang sudah kita kenal dalam matematika,
seperti bilangan bulat positif 0,1,2,3,4,…. Dan bilangan asli 1,2,3,… .
Himpunan bilangan bulat biasanya dilambangkan dengan Z, sedangkan himpunan
bilangan asli sering dilambangkan dengan lambing N. Untuk bilangan rasional,
yaitu bilangan dengan bentuk p/q antara dua bilangan bulat p dan bilangan bulat
tak nol q ditandai dengan Q.
Unsur-unsur
keiga himpunan N,Z dan Q di atas masih bias diurutkan tanpa ada satupun yang
tersisa atau tercecer. Himpunan berukuran takhingga yang bias diurutkan ini
disebut himpunan terhitung. Himpunan semua bilangan alami yaitu semua bilangan
rasional digabung dengan semua bilangan irasional deinyatakan dengan lambing R.
Himpunan ini selain berukuaran tak hingga, juga himpunan tak terhitung, karena
pada setiap pembuktian dengan menurutkannya selalu gagal.
Setiap
bilangan, misalnya bilangan yang dilambangkan 4, sesungguhnya adalah konsep
abstrak yang tak bias tertangkap oleh indera manusia, tetapi bersifat
universal. Misalkan, tulisan atau ketikan 4 yang terlihat dilayar monitor atau
di dalam tulisan anda, dan anda membacanya dengan empat, padahal yang and abaca
bukanlah bilangan 4 itu sendiri, melainkan hanya lambing dari bilangan 4 yang
tertangkap oleh penglihatan indera penglihatan anda. Demikian pula ketika guru
matematika anda menuliskan angka 5, yang
anda lihat bukanlah bilangan 5 melainkan serbuk kapur atau tinta spidol yang
melambangkan angka 5.
Teori
bilangan pada saat ini jauh lebih kompleks daripada skedar aritmatika dan
aplikasinya lebih banya pada berbagai ilmu dan teknologi mutakhir, misalnya
pada kriptografi. Konsep bilangan-bilangan yang lebih umum dan lebih luas
memerlukan pembahasan lebih jauh, bahkan kadang-kadang memerlukan kedalaman
matematis dan logika untuk bias memahami dan mendefinisikannya. Misalnya dalam
teori matematika, himpunan semua bilangan rasional bias dibangun secara
bertahap, diawali dari himpunan bilangan-bilangan asli.
Referensi : Buku Teori Bilangan (penyusun Dr. Nanang)
Referensi : Buku Teori Bilangan (penyusun Dr. Nanang)
No comments:
Post a Comment